Guru, Kunci keberhasilan Pendidikan Karakter

Guru, Kunci keberhasilan
Pendidikan Karakter

Diskursus pendidikan karakter saat ini menjadi perdebatan dan perhatian serius oleh berbagai tokoh masyarakat, akademisi, agamawan, budayawan, praktisi, pengelola maupun pemerhati pendidikan. Salah satu bentuknya adalah penyelenggaraan “ Sarasehan Nasional pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa ” oleh koordinator Kopertis VI Semarang, kamis 15 April 2010. Sarasehan dihadiri oleh empat narasumber dari kalangan akademisi maupun budayawan,  dua di antaranya adalah Rektor Perguruan Tinggi di Indonesia. Salah satu alasan diselenggarakannya sarasehan tersebut, menurut koordinator Kopertis VI Semarang dalam kolom Edukasia Suara Merdeka edisi kamis 15 April 2010 adalah untuk menggugah kembali kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Pendidikan karakter akan berhasil jika ada kesadaran dan kerja sama antara orang tua, guru maupun masyarakat. Tentunya kesadaran tersebut menyangkut arti dan pentingnya pendidikan karakter bagi siswa sebagai bekal dalam menghadapi kemajuan zaman dan kompetisi global agar tidak terpengaruh oleh budaya-budaya barat yang berseberangan dengan budaya maupun karakter bangsa Indonesia. Sedangkan kerja sama antara tiga komponen ( orang tua, guru dan masyarakat ) yaitu dengan menjalankan fungsi dan tugas masing-masing komponen.
Menurut hemat penulis bahwa dalam menyikapi wacana pendidikan karakter bangsa, maka yang seharusnya bertanggung jawab dan yang memegang peran strategis adalah guru walaupun tidak menafikan pilar-pilar yang lain. setidaknya pendapat ini berdasar pada sebuah tanggung jawab dan  idealitas guru sebagai tokoh profesional dalam bidang pendidikan maupun problem-problem sosial. Di satu sisi guru harus memberikan pendidikan kepada para peserta didik namun di sisi lain juga harus aktif dalam menyosialisasikan pendidikan karakter terhadap orang tua maupun masyarakat, yaitu melalui pembinaan secara kontinu dan terpadu.
Selain itu bahwa peran guru dalam pendidikan karakter yaitu sebagai teladan dalam lingkup sekolah, keluarga maupun masyarakat. Kita harus meyakini bahwa dengan keteladanan, pendidikan karakter akan efektif. Keteladanan dan pendidikan karakter merupakan sesuatu  yang tak terpisahkan, sehingga menuntut kepada guru untuk mengaplikasikan secara integral, yaitu dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keteladanan dalam pendidikan karakter berlaku tidak hanya untuk guru agama saja, melainkan ditujukan kepada guru-guru non mata pelajaran agama tak terkecuali komponen-komponen yang lain.
Dalam konteks kekinian, implementasi dan revitalisasi pendidikan karakter memang sudah menjadi kebutuhan bangsa yang sadar akan penjajahan terhadap  budayanya sendiri. Bagaimana tidak, selama ini berbagai bidang kehidupan termasuk bidang pendidikan tidak lagi mencerminkan budaya dan karakter bangsa Indonesia, yaitu dimensi kehidupan yang cenderung materialistik. Oleh karenanya, pendidikan karakter harus ditujukan kepada guru sebagai tokoh profesional dalam bidang pendidikan, dengan ditopang oleh tokoh-tokoh yang lain serta masyarakat sebagai tempat pengaplikasian pendidikan karakter tersebut. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SKI MA KELAS XII : WALISONGO

SKI MA KELAS XII : ISLAM DI DUNIA ( AFRIKA DLL)

SKI MA KELAS XII :ISLAM DI INDONESIA